Total Pageviews

Ramai Yang Meminati: Anda bagaimana pula?

Pages

Kenalilah dunia ciptaan sahabat-sahabatku:

Salam segunung rindu untuk kekasih di hujung talian:

Kasih manusia sering bermusim, madah helahnya tiada bertepi;
Dengan harapan kubina impian,
kau sentuh runtuh tinggal kenangan.
Biarpun hatiku retak seribu,
kau tetap kukunci di dalam hatiku.

Love me but, leave me not,
Kiss me but, miss me not,
Hit me but, hate me not,
Remember me but, forget me not.

Teman!
Di taman ini aku menantimu bersama segunung rindu yang sarat. entahkan bila ketemu penawarnya. Aku kehilangan, yang tinggal hanyalah kerinduan.
Di sini, akumengukir syair di atas air, meniti buih mengejar pelangi. Beralaskan mimpi syahdu kelmarin, kini menjadi igauan siangku. rindu ini di manakah noktahnya? Cinta ini bilakah ajalnya?
Ketahuilah sesungguhnya secebis kasih membuat kita sayang. seucap janji membuat kita percaya. sekecil luka akan membuat kita kecewa. tetapi, sebuah persahabatan akan selamanya bermakna."
rinduku padamu tak bisa pudar, kasihku padamu belum tercemar.

Apakah yang anda cari?

Wednesday, May 11, 2011

Bayi Kepala Ddua?

Assalamualaikum! tiada siapa dapat menolak ketentuan Maha Berkuasa. Kasihan anak2 ini! Alhamdulilah. Aku hanya diduga dengan cacat penglihatan, tetapi berwajah tidak mengerikan. Hari ini kita digemparkan dengan kelahiran bayi dua kepala yang terjadi kerana cacat. Ini mungkin perkara baru di China, namun "www.detiknews.com" melaporkan beberapa kejadian beberapa tahun yang lalu. Bayi di Suining, China ini dilahirkan dengan dua kepala dan satu badan. Menurut doktor di Hospital Pusat Suining, ini adalah peristiwa yang sangat aneh dan baru pertama terjadi di China. Doktor mengatakan dua kepala bayi perempuan ini tak boleh dipisahkan. Bao Qiaoying, 25, ibu bayi awalnya tak menduga memiliki bayi dengan dua kepala. Sebab, ketika diperiksa pertama kali, bayi yang dikandungnya normal. Dia pun tak sabar menanti sang buah hati pertama dengan suaminya Liao Guojun.

Bayi dilahir dengan memiliki dua kepala

Sampai diperiksa kedua kali, Bao diberi tahu juga normal. Dua kepala ini baru ketahuan ketika ia di-scan untuk ketiga kalinya pada minggu lalu. “Doktor mengatakan bayi ini punya dua kepala dengan satu badan,” katanya. Bao dan suaminya lalu ke hospital lain untuk memeriksakannya. Ternyata bayi yang dikandungnya punya dua kepala. Bao dan suami lalu menginginkan untuk melakukan pengguguran. Namun doktor tidak menyetujuinya.
“Terlalu berbahaya bila melakukan pengguguran menjelang kelahiran,” kata doktor Zhang Libin. Bayi itu lahir dengan selamat dengan dua kepala, satu badan dan satu setengah jantung sementara organ lainnya mereka berbagi. “Kami tak boleh memisahkannya, mereka harus hidup bersama,” kata dokter Zhang.-ruanghati.com

"www.borakkosong.com" ›

Jakarta - Ny Royani tidak pernah menyangka bayi kedua yang dilahirkannya tidak seperti bayi pada umumnya. Bayi laki-laki itu memiliki kelainan, berkepala dua.
Royani dan bayinya kini dirawat di RS Fatmawati, Jakarta Selatan.
Bayi yang belum diketahui namanya itu dilahirkan lewat operasi sesar di rumah sakit itu pada Minggu 2 Desember pukul 23.00 WIB.
Bayi buah hati Royani dan Deki Sofyan, buruh cuci garmen yang tinggal di Jalan Pahlawan, Kabayoran Baru, Jakarta Selatan itu, memiliki berat lahir 3 kg dan panjang 47 cm.
Namun bagaimana kondisi medis si bayi, Kahumas RS Fatmawati Lily N Amalia yang ditemui wartawan di kantornya, Selasa (4/12/2007), menolak memberikan penjelasan lebih rinci.
Menurutnya, bayi dengan kepala dua itu kini dirawat intensif di ruang NICU-PICU.
"Untuk urusan medis kita tidak bisa memberi keterangan. Harus izin pihak keluarga dulu. Orangtuanya masih syok, terkejut, jadi belum bisa diekspos," ujar Lily.

 

28 July, 2005

Medan - Kehadiran buah hati tentu membawa sukacita. Namun keprihatinan menyertainya. Seorang bayi laki-laki lahir dengan benjolan sebesar kepala di kepalanya. Benjolan warna merah kebiru-biruan itu terletak persis di belakang tengkuk dan membesar ke bagian kiri kepala. Besar benjolan sama dengan ukuran kepala sang bayi. Dugaan awal, bayi yang berusia tiga hari dan belum memiliki nama itu menderita meningocele. Warga sempat dihebohkan dengan berita bayi 'berkepala dua' ini. Mereka penasaran ingin melihat sang bayi sehingga berduyun-duyun mendatangi rumahnya. Selain warga, wartawan pun ikut menyesaki rumah semipermanen yang berlokasi di Jalan Marelan VIII Gang Amaliah Nomor 10, Medan, Jumat (29/7/2005). Bayi mungil yang lahir dari pasangan Nurliyah (37) dan Tarno (40) ini dilahirkan pada Rabu 27 Juli 2005 pukul 23.00 WIB. Dia lahir dengan berat 3 kg. "Tidak ada kejadian aneh, semua berjalan normal. Posisi bayi saat itu sungsang dan kelahirannya dibantu seorang bidan. Tapi memang selama kehamilan, kondisi saya tidak sehat. Maklumlah, kami hidup pas-pasan," kata Nurliyah lirih. Nurliyah sehari-hari menjajakan kue. Sedangkan suaminya, Tarno, tidak memiliki pekerjaan tetap. Terbentur ekonomi yang megap-megap, mereka lantas membuat surat miskin sebagai langkah awal penyembuhan bayinya. Dengan berbekal surat miskin itulah, Nurliyah dan Tarno membawa anak kelimanya itu berobat ke RS H Mina, Jalan RS Haji Medan, pukul 11.00 WIB. Syukurlah, bayi malang itu tidak ditolak dan langsung mendapat penanganan medis. Dia dimasukkan ke dalam inkubator. "Bayi ini menderita meningocele, sejenis tumor yang tidak menular," kata dr Siti Endah di RS H Mina. Meski sang bayi sudah berada di rumah sakit, namun hingga pukul 13.45 WIB, rumah Nurliyah dan Tarno masih dipenuhi warga yang sengaja datang untuk melihat kondisi bayi malang itu. (aan/)

12 Ogos, 2006

Jakarta - Ketua tim dokter spesialis anak RS Pelni, Petamburan, Jakarta Barat, dokter Ketut Lilamukti memperkirakan usai bayi perempuan berkepala dua, Syafitri, tidak akan bertahan lama. Puteri pasangan Mulyadi dan Nuryati ini menderita kelainna jantung yang sangat komplek. "Mungkin usia hitungannya hari. Bayi ini memiliki banyak kelainan seperti jantung yang mengalami kebocoran, sehingga mengalami kelainan jantung sangat komplek, " kata Dr Ketut Lilamukti kepada wartawan di RS Pelni, Petamburan, Jakarta Barat, Sabtu (12/8/2006). Ketut juga menjelaskan sejauh ini tim dokter masih melakukan pemetaan terhadap kelainan jantung, saluran pencernaan, dan paru-paru. Pemetaan dilakukan di organ-organ yang dianggap tidak normal. "Kami sedang melakukan pemetaan kelainan pada jantung, sambil menguji organ-organ ini apakah berfungsi secara maksimal atau tidak, seperti saluran pencernaannya," katanya. Tim dokter berusaha mencoba memasukkan asupan makanan atau minuman melalui mulut, mulai dari 5 cc masih belum terjadi apa-apa , kemudian ditingkatkan menjadi 15 cc. Namun saat ditingkatkan menjadi 15 cc badan bayi Sawitri membiru sehingga asupan makanan dihentikan. "Kita menguji kemampuan minum. Kalau pun salah arah tidak berbahaya. Nanti akan dicoba lagi di kepala kanan. Kemarin kan di kepala kiri,' jelasnya. Saat ini tim dokter masih mencari second opinion ke RS Jantung Harapan mengenai kelainan jantung bayi Syafitri. "Tergantung bagaimana hasil rekaman RS Harapan Kita karena sangat komplek. Kita tunggu hasilnya dari RSJ Harapan Kita," ujar dia. Mengenai calon kaki yang direncanakan akan dibuat menjadi anus, Ketut menjelaskan bahwa hal tersebut tidak akan menganggu kehidupan bayi kembar Syafitri. Ini tergantung keputusan orang tua apakah mereka setuju atau tidak. (jon/)

20 September 2006

Kupang - Bayi kembar siam berkepala dua yang lahir melalui operasi caesar di RSUD Ruteng, Nusa Tenggara Timur (NTT) gagal diselamatkan. Bayi ke-enam dari pasangan Maksimus Jenahat (37) dan Maria Margaretha Hanafi (30), warga Desa Arus, Kecamatan Pocoranaka, Kabupaten Ruteng, lahir Selasa (19/9/2006) kemarin. Diduga bayi kembar siam ini sudah meninggal dalam kandungan karena pada saat dilahirkan sudah tidak bernyawa. Bayi berkelamin perempuan tersebut memiliki berat badan 3,6 kilogram. Sumber dari RSUD Ruteng yang dihubungi Rabu (20/9/2006) mengatakan, kondisi fisik bayi tergolong aneh karena meski memiliki dua kepala, tetapi anggota tubuh yang lain normal seperti bayi lainnya. "Kepalanya ada dua, dengan leher terpisah dari badan. Tetapi kaki dan tangan satu pasang," kata sumber itu. Kepala Seksi Pelayanan RSUD Ruteng, dr. Dupe Nababan, yang dikonfirmasi di Ruteng membenarkan kelahiran bayi kembar siam itu. "Bayi tersebut sudah tidak bernyawa saat dilahirkan melalui operasi caesar. Namun ibunya selamat dan masih menjalani perawatan medis," kata Nababan. Menurut dia, Ny. Maria masuk rumah sakit sejak hari Minggu lalu setelah sebelumnya sempat menjalani perawatan di salah satu puskesmas pembantu. "Karena gagal melahirkan di Puskemas, maka Ny. Maria direkomendasikan ke RSUD Ruteng," lanjut Nababan. Sumber lain menyebutkan, sebelum mendapat pertolongan medis, Ny. Maria sempat meminta bantuan dukun bersalin untuk membantu melancarkan proses persalinan. Ketua tim medis yang membantu operasi kelahiran bayi berkepala dua tersebut, dr. Mega Putera, yang dihubungi terpisah mengatakan, kemungkinan besar bayi tewas dalam kandungan tiga hari sebelum dirujuk ke rumah sakit. Menurut dia, bayi tersebut memiliki dua kepala dan satu badan karena dibentuk dari satu sel, namun pembelahan baru terjadi pada pekan kedua kehamilan. Jenazah bayi kembar siam tersebut sudah di kembalikan ke keluarganya untuk dimakamkan di Desa Arus, Kecamatan Pocoranaka, 30 kilometer arah timur laut Ruteng. (asy/)

25 July, 2009

 

Bayi berkepala dua tersebut merupakan anak pertama dari pasangan Badrun (33) dan Nurhayati (23), warga RT 3 Desa Belanta Raya, Kecamatan Gaung, dan dilahirkan dengan selamat di RSUD Tembilahan melalui operasi cesar pada Kamis malam (23/7) sekitar pukul 20.45 WIB. Saat lahir, bayi ini memiliki bobot 3.200 gram, dengan panjang 43 sentimeter.
Badrun mengaku sangat bersyukur atas bantuan biaya pengobatan tersebut. Ia berharap kondisi anaknya bisa membaik dan bisa terus hidup meski tidak dalam kondisi fisik yang normal. "Saya masih berharap anak saya bisa diselamatkan," kata pria asal Lombok, Nusa Tenggara Barat ini.
Bayi yang belum sempat diberi nama itu merupakan kembar siam jenis "conjoined twins parapagus dicephalus tetrabrachius" yang berarti bayi kembar dengan dua kepala, empat lengan, dua tulang belakang dan rongga dada yang menyatu.
Bayi berkelamin laki-laki itu kini dalam kondisi kritis dan nyawanya sangat bergantung pada alat bantu pernafasan khusus. Bayi itu mengalami gangguan pernafasan disebabkan kadar oksigen di dalam darah di bawah batas normal yang seharusnya 95-100 persen.
Oleh karena itu, tim dokter terpaksa harus memasangkan alat bantu pernafasan khusus (CPAP) kepada sang bayi. Bayi malang tersebut kini masih dirawat secara intensif di ruang Perimatologi RSUD Pekanbaru, sejak dirujuk dari RSUD Puri Husada di Tembilahan, Kabupaten Inhil, pada 24 Juli lalu.
(dat05/inilah)

No comments: