"Tragedi Seorang Aku.
Aku,
sepi,
sunyi,
sendiri,
menyusuri hati gundah,
dipenuhi lautan air mata,
yang tiada bertepi,
yang tidak berpelabuhan.
Aku,
sedih,
merintih,
menangis,
jiwa yang tertekan,
ditenggelami hujan batu,
yang menimpa derita,
yang tak terperi sakitnya.
Aku,
tersepit,
diapit,
dicubit,
kata menusuk cuping pendengaran,
menyeksa batin kian terguris,
yang bertambah lukanya,
yang semakin dalam hirisannya.
Aku,
Keliru,
Bercelaru,
yang kian terdampar di dasar luka,
yang kian hanyut dibayangi kelam,
tanpa cahaya
memburu sinar ceria,
di celah mendungan awan.
Aku,
Bermimpi,
Menanti,
Berlari mengejar pelangi,
Hilang tak bisa dijejaki,
Namun kutetap mencari.
Aku,
Geram,
Marah,
Tak mungkin berserah,
Pantang mengalah,
Biarpun airmata menjadi darah,
Biarpun rindu menjadi benci,
Aku, utoh seorang aku.
No comments:
Post a Comment