Suara Hati Adalah Kata Yang Tertunda
Kehidupan selalunya diakumulasi oleh dua suara yang selalu berkelahi
dalam diri manusia. Yaitu Suara Hatinya dan Suara nafsunya. Hati yang
selalu didampingi dengan perasaan dan raut wajah. Nafsu yang selalu
didampingi dengan Akal dan Lidah. Namun selalunya suara hati itu
terkalahkan oleh nafsu yang tidak terfilter. Blog ini pun hadir sebagai
ungkapan dua hati ketika bersuara di dalam dada, namun tak sulit untuk
dikatakan dengan lidah dan acapkali dengan bait-bait syair.
Tinggalah Aku Sendiri
Tinggallah Aku Sendiri,
Di waktu kita bercinta,
Mawar itu harum dan menggoda,
Bagaikan dunia milik berdua,
Hidup terasa indah dan bahagia.
Takdirpun datang lantas menyapa,
Menguji setiap insan bernyawa,
Sepinya taman ini tanpa suara,
Tiada ruang untuk bercanda.
Ingin ku lenyapkan sisa umur,
Namun di kejernihan air,
Wajahmu masih terukir,
Ingatkan kembali kisah kasih penyair.
Oh tinggallah ku sendiri,
Semula tiada percaya,
Berubah sekejap mata,
Benarku, bagimu salah,
Mungkin alasan semata.
Takkan cinta di bagi dua,
Hadirnya sekilas rasa,
Lenyap tanpa sisa,
Tinggalah diriku dalam duka.
Mengapa kau rubah bayu?
Mengapa kau tak seperti dulu?
Kau lupa akan prinsip waktu?
Bahwa semua akan berlalu?
Bisikan bayu membawa dentingan,
Dongengan yang sama di ucap berulang,
Mengapa diri dijadikan sasaran?
Sekilas pandangan pelbagai andaian,
Sungguh janjian palsu tak terlawan,
Tinggallah ku sendirian.
No comments:
Post a Comment