Total Pageviews

Ramai Yang Meminati: Anda bagaimana pula?

Pages

Kenalilah dunia ciptaan sahabat-sahabatku:

Salam segunung rindu untuk kekasih di hujung talian:

Kasih manusia sering bermusim, madah helahnya tiada bertepi;
Dengan harapan kubina impian,
kau sentuh runtuh tinggal kenangan.
Biarpun hatiku retak seribu,
kau tetap kukunci di dalam hatiku.

Love me but, leave me not,
Kiss me but, miss me not,
Hit me but, hate me not,
Remember me but, forget me not.

Teman!
Di taman ini aku menantimu bersama segunung rindu yang sarat. entahkan bila ketemu penawarnya. Aku kehilangan, yang tinggal hanyalah kerinduan.
Di sini, akumengukir syair di atas air, meniti buih mengejar pelangi. Beralaskan mimpi syahdu kelmarin, kini menjadi igauan siangku. rindu ini di manakah noktahnya? Cinta ini bilakah ajalnya?
Ketahuilah sesungguhnya secebis kasih membuat kita sayang. seucap janji membuat kita percaya. sekecil luka akan membuat kita kecewa. tetapi, sebuah persahabatan akan selamanya bermakna."
rinduku padamu tak bisa pudar, kasihku padamu belum tercemar.

Apakah yang anda cari?

Saturday, June 19, 2010

Selamat Hari Bapa.

Assalammualaikum!
Mungkin Akak terawal beberapa jam untuk mengucapkan "selamat menyambut hari bapa" kepada semua bapa/suami yang ada di mailing list ini. Kini, sudah lebih 3 bulan, ayah dipanggil mengadap penciptanya. Hingga kini, Akak masih merasa kehilangan. Berbandingkan dengan ibu, ayah extra sayang pada Akak. Dia sentiasa beralasan untuk menyokong apa saja tindakan Akak. Kasih-sayangnya pada Akak, sering menimbulkan cemburu pada anak2 yang lain. Akak pun tak pasti, kenapa akak dilebihkan. Adakah sebab Akak cacat atau mungkin kerana Akak anak perempuan yang pertama. Lama juga Akak menjadi anak perempuan seorang. Lebih kurang 20 tahun selepas Akak dilahirkan, barulah anak perempuan ke dua dilahirkan. Pengorbanan kasih-sayang ayah yang terbesar ialah: menjadi wali pernikahan yang dia tidak begitu menyetujuinya. Demi kasihnya pada Akak, dia mengikut saja. Akak tahu, banyak sekali dia ingin berkata-kata pada Akak sebelum aqad nikah. Tapi akak buat2 tak faham. Akak sudah terlanjur kata dan terikat pada janji. Pengaruh ayah terpaksa diketepikan. Chek, di hari bapa kali ini, terimalah hadiah bacaan al-fatihah dan seribu shallawat ke atas junjungan besar kita. Mudah-mudahan Chek tenang dan damai di sana.        

Bersama ini diturunkan sepucuk surat dari seorang ayah kepada kesemua anak-anaknya. Beginilah suara hati seorang ayah.

 

Aku tuliskan surat ini atas nama rindu yang besarnya hanya Allah yang tahu.
Nak, menjadi ayah itu indah dan mulia. Besar kecemasanku menanti
kelahiranmu dulu, belum hilang hingga saat ini. Kecemasan yang indah karena
ia didasari sebuah cinta. Sebuah cinta yang telah terasakan bahkan ketika
yang dicintai belum sekalipun kutemui.
Nak, menjadi ayah itu mulia. Bacalah sejarah Nabi-nabi dan Rasul, serta
temukanlah betapa nasehat yang terbaik itu dicatat dari dialog seorang ayah
pada anak-anaknya. Meskipun demikian, ketahuilah nak, menjadi ayah itu
berat dan sulit.
Tapi kuakui, betapa sepanjang masa kehadiranmu disisiku, aku seperti
menemui keberadaanku, makna keberadaanmu, dan makna tugas kebapakanku
terhadapmu. Sepanjang masa keberadaanmu adalah salah satu masa terindah dan
paling aku banggakan di depan siapapun, bahkan dihadapan Tuhan, ketika aku
duduk berduaan berhadapan denganNya, hingga saat usia senja ini.
Nak, saat pertama engkau hadir, kucium dan kupeluk engkau sebagai buah
cintaku dan ibumu. Sebagai bukti bahwa aku dan ibumu tak lagi terpisahkan
oleh apapun jua.
Tapi seiring waktu, ketika engkau suatu kali telah mampu berkata: "TIDAK",
timbul kesadaranku siapa engkau sesungguhnya.
Engkau bukan milikku, atau milik ibumu, nak.
Engkau lahir bukan karena cintaku dan cinta ibumu.
Engkau adalah milik Tuhan. Tak ada hakku menuntut pengabdian darimu. Karena
pengabdianmu semata-mata seharusnya hanya untuk Tuhan.
Nak, sedih, pedih, dan terhempaskan rasanya menyadari siapa sebenarnya aku
dan siapa engkau.
Dan dalam waktu panjang di malam-malam sepi, kusesali kesalahanku itu
sepenuh-penuh airmata dihadapan Tuhan.
Syukurlah, penyesalan itu mencerahkanku. Sejak saat itu nak, satu-satunya
usahaku adalah mendekatkanmu kepada pemilikmu yang sebenarnya. Membuatmu
senantiasa berusaha memenuhi keinginan pemilikmu. Melakukan segala sesuatu
karenaNya, bukan karena aku dan ibumu.
Tugasku bukan membuatmu dikagumi orang lain, tapi agar engkau dikagumi dan
dicintai Tuhan. Inilah usaha terberatku nak, karena artinya aku harus lebih
dulu memberi contoh kepadamu dekat dengan Tuhan. Keinginanku harus lebih
dulu sesuai dengan keinginan Tuhan. Agar perjalananmu mendekatiNya tak lagi
terlalu sulit. Kemudian kitapun memulai perjalanaan itu berdua, tak pernah
engkau kuhindarkan dari kerikil tajam dan lumpur hitam. Aku cuma
menggenggam jemarimu dan merapatkan jiwa kita satu sama lain. Agar dapat
kau rasakan perjalanan rohaniah yang sebenarnya. Saat engkau mengeluh letih
berjalan, kukuatkan engkau karena kita memang tak boleh berhenti, nak.
Berhenti berarti mati, inilah kata-kataku tiap kali memeluk dan menghapus
airmatamu, ketika engkau hampir putus asa.
khirnya nak, kalau nanti, ketika semua manusia dikumpulkan dihadapan
Tuhan, dan kudapati jarakku amat jauh dariNya, aku akan ikhlas, karena
seperti itulah aku di dunia. Tapi kalau boleh aku berharap, aku ingin saat
itu aku melihatmu dekat dengan Tuhan. Aku akan bangga nak, karena itulah
bukti bahwa semua titipan bisa kita kembalikan kepada pemiliknya.
dari ayah yang senantiasa merindukanmu.

No comments: