Sayangku,
Dalam kesepian malam, kutitipkan bingkisan dari segunung rindu untukmu. Malam ini, kesepiannya menggigit tangkai hatiku. Mengenangkan aku kesunyian di istana cyber yang kita bina.
Rindu Ini di Manakah Noktahnya?
Apabila rindu menyapa hati ini,
Lukisan mimpi kita masih mempesonakan,
ketika dingin menghantar suara hatiku padamu,
Yang melewati puncak akalmu memikir,
Yang membawa pesan ini untukmu,
kau seperti malam,
yang datang tiba-tiba,
ketika aku berjalan,
tanpa sesiapa bersama.
Ketika rasa takut ini datang,
siapa lagi yang bisa membangkitkan keberanian selain engkau?
ketika rasa putus asa ini datang,
siapa lagi yang akan menumbuhkan harapan selain engkau?
ketika angin timur tak menyejukkanku lagi,
ketika pepohonan yang rendang tak lagi memayungiku dari terik siang,
ketika seluruh hidup yang kurasakan adalah penderitaan,
cukupkah sampai di sini keinginan tak akan ada habisnya?
kepuasan tak akan ada hujungnya?
cukupkah sampai di sini pesta kemenangan merayakan kekalahan diri sendiri?
ketika kumenemukan cinta,
cinta itu mulai menanamkan sebuah harapan kehidupan untukku,
ketika ku terhayal untuk bersama denganmu kembali,
merindukan dirimu di sampingku,
walau engkau teramat jauh tak terkejar.
ternyata aku salah...,
betapa telah lama kau tinggalkan kerinduan di hatiku,
betapa sekian lama aku terikat dengan kesedihan ini,
saat aku tertidur,
cinta itu tetap membuat bayangmu berada di seluruh mimpi-mimpi,
Dan semuanya membuatku ingin bertanyaMu lagi tuhan,
kenapakah aku teramat menderita untuk rasa sakit ini?
Rindu ini di manakah noktahnya?
Cinta ini, bilakah ajalnya?
Tuesday, June 15, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment