Friday, March 4, 2011
Sayangi dan Kasihanilah Binatang.
Benarkah Kucing Binatang Kesayangan Rasulullah SAW? Salam. Saya sekadar ingin tahu apakah dalilnya bahawa kucing merupakan binatang kesayangan Rasulullah SAW, sebab setakat ini saya belum berjumpa dengan bukti ini di dalam mana2 buku2 Sirah Rasulullah SAW yang saya miliki sekarang. Wassalam Salam, Tidak ada nas yang sarih mengenai kucing binatang kesayangan baginda S.A.W. tetapi banyak hadith sahih dalam bukhari dan muslim menceritakan amaran baginda S.A.W dalam hal manusia memperlakukan binatang dengan kejam. Seorang wanita dimasukkan ke dalam neraka kerana mengurung kucing dan tidak memberi makanan & minuman kepada kucing tersebut lalu kucing itu mati kelaparan. (Sahih Bukhari dan Muslim) Dalam Sunan Abu Dawud menceritakan perihal kucing; Dawud Ibn Salih Ibn Dinar At-Tammar berkata bahawa ibunya telah melihat seorang perempuan menghantar harisah kepada Aisyah yang tengah mendirikan solat. Dia mengisyaratkan menyuruh meletakkan ke bawah. Kemudian seekor kucing datang dan makan sedikit darinya, tetapi setelah Aishah selesai bersolat dan makan pada tempat yang diminum oleh kucing itu. (dan seterusnya). Kisah Abu Hurairah Nabi memberi kunyah (gelaran) kepada sahabat beliau kerana mengasihi kucing. Namun demikian, bukanlah itu menunjukkan bahawa kucing satu2nya binatang yang wajar diperlaku dengan baik. Dalam suatu peristiwa, tatkala seorang sahabat nabi bernama Abdul Rahman bin Sakhr menemui seekor anak kucing yang sedang mengiau kerana kehilangan ibunya. Beliau yang dalam perjalanannya menuju Masjid Nabawi, berasa kasihan kepada anak kucing itu, lalu mengambil dan meletaknya dalam baju besar beliau. Sesampainya di masjid, baginda bertanya Abdul Rahman, apa dalam bajunya? Ia menjawab anak kucing yang kehilangan ibu, aku mengambilnya kerana kasihan padanya. Lalu baginda menggelarkan Abdul Rahman dengan Abu Hurairah (bapa kucing). Gelaran bapa kucing tidak sedikitpun menjejaskan maruah dan reputasi Abdul Rahman, malah inilah gelaran yang paling disukai tatkala namanya disebut, kerana nabi sendiri yang memberi gelaran itu. Selain itu juga, gelaran Abu Hurairah mengingatkan beliau kepada suatu amal soleh yang pernah dilakukannya menerusi pembelaan seekor anak kucing. Wallahua'lam. Wassalam Pendapat yang rajih ialah RasuluLlah saw mengasihi semua binatang dan jika kita ingin menyembelihnya disyaratkan dengan senjata tajam, disebut asma' Allah atasnya dan dilakukan dengan pantas. Ini sesuai dengan kedudukan baginda sebagai rahmatan lil 'alamin (rahmat atas alam buana) Dalil: a. perihal unta HR Abu Daud, dari Suhail alHandhalah ra, perihal Nabi saw menasihati seseorang supaya menjaga untanya dengan baik. b. burung HR Imam Ahmad dari Abdullah, nabi menegur seorang yang mengganggu burung dan anak-anaknya. c. semut dari Imam Ahmad juga, perihal nabi mencegah membakar semut. d.kucing HR atTabarani, bahawa Nabi saw pernah memberi minum kucing dan berwudhu' dari sisa lebihan minum kucing dari kitab2 seerah, nabi saw memiliki haiwan berikut: 1. kuda menurut riwayat yang sahih: 7 ekor kuda. 2. unta sekitar 27 ekor unta, yang paling disukai oelh alQusywa' (hadiah dari Abu Bakar digunakan semasa hijrah), asAdba' dan asySyaqra'. 3. Baghal (crossbred kuda dengan himar)6 atau 7 ekor, yang paling disukai ialah Duldul. 4. keldai (ada 3) 5. Kambing ada sekitar 100 ekor) dan ada 7 ekor yang disayanginya kerana susunya. Cerita Nabi Muhammad SAW dan Kucingnya. Diceritakan dalam suatu kisah, Nabi Muhammad SAW memiliki seekor kucing yang diberi nama Mueeza. Suatu saat, dikala nabi hendak mengambil jubahnya, di temuinya Mueeza sedang terlelap tidur dengan santai diatas jubahnya. Tak ingin mengganggu hewan kesayangannya itu, nabi pun memotong belahan lengan yang ditiduri mueeza dari jubahnya. Ketika Nabi kembali ke rumah, Muezza terbangun dan merunduk kepada majikannya. Sebgai balasan, nabi menyatakan kasih sayangnya dengan mengelus lembut ke badan mungil kucing itu. Dalam aktivitas lain, setiap kali Nabi menerima tamu di rumahnya, nabi selalu menggendong mueeza dan di taruh dipahanya. Salah satu sifat Mueeza yang nabi sukai ialah, ia selalu mengeong ketika mendengar azan, dan seolah-olah suaranya terdengar seperti mengikuti lantunan suara adzan. Bahkan kepada para sahabatnya, nabi berpesan untuk menyayangi kucing peliharaan layaknya menyanyangi keluarga sendiri. Hukuman bagi mereka yang menyakiti hewan lucu ini sangatlah serius, dalam sebuah hadist shahih Al bukhori, dikisahkan tentang seorang wanita yang tidak pernah memberi makan kucingnya, dan tidak pula melepas kucingnya untuk mencari makan sendiri, Nabi SAW pun menjelaskan bahwa hukuman bagi wanita ini adalah siksa neraka. Beberapa diantara orang terdekat nabi juga memelihara kucing. Aisyah binti abubakar shiddiq, istri nabi amat menyayangi kucing, dan merasa amat kehilangan dikala ditinggal pergi oleh si kucing. Abdurrahman bin sakhr al Azdi. diberi julukan Abu huruyrah (bapak para kucing jantan), karena kegemarannya dalam merawat dan memelihara berbagai kucing jantan dirumahnya. Penghormatan para tokoh islam terhadap kucing pasca wafatnya Nabi SAW. Dalam buku yang berjudul Cats of Cairo, Baybars al zahir, seorang sultan dari dinasti mamluk yang terkenal tegas dan berani, ternyata sangat menyayangi kucing. Bahkan al zahir sengaja membangun taman-taman khusus bagi kucing dan menyediakan berbagai jenis makanan didalamnya. Tradisi ini akhirnya menjadi adat istiadat di berbagai kota-kota besar negara islam. Hingga saat ini, mulai dari damaskus, istanbul, hingga kairo, masih bisa kita jumpai kucing-kucing yang berkeliaran di pojok-pojok masjid tua dengan berbagai macam makanan yang disediakan oleh penduduk setempat. Pengaruh Kucing dalam Seni Islam. Pada abad 13, sebagai manifestasi penghargaan masyarakat islam, rupa kucing dijadikan sebagai ukiran cincin para khalifah, termasuk porselen, patung hingga mata uang. Bahkan didunia sastra, para penyair tak ragu untuk membuat syair bagi kucing peliharaannya yang telah berjasa melindungi buku-buku mereka dari gigitan tikus dan serangga lainnya. Kucing yang memberi inspirasi bagi para sufi. Seorang Sufi ternama bernama ibnu bashad yang hidup pada abad ke sepuluh bercerita, suatu saat ia dan sahabat-sahabatnya sedang duduk santai melepas lelah di atas atap masjid kota kairo sambil menikmati makan malam. Ketika seekor kucing melewatinya, Ibnu bashad memberi sepotong daging kepada kucing itu, namun tak lama kemudian kucing itu balik lagi, setelah memberinya potongan yang ke dua, diam-diam ibnu bashad mengikuti kearah kucing itu pergi, hingga akhirnya ia sampai disebuah atap rumah kumuh, dan didapatinya si kucing tadi sedang menyodorkan sepotong daging yang diberikan ibnu bashad kepada kucing lain yang buta kedua matanya. Peristiwa ini sangat menyentuh hatinya. hingga ia menjadi seorang sufi sampai ajal menjemputnya pada tahun 1067. Ada juga cerita tentang seorang sufi di Iraq yang bernama Shibli, ia bermimpi dosa-dosanya diampuni setelah menyelamatkan nyawa seekor anak kucing dari bahaya. Selain itu, kaum sufi juga percaya, bahwa dengkuran nafas kucing memiliki irama yang sama dengan dzikir kalimah Allah. Cerita yang dijadikan sebagai sauri tauladan Salah satu cerita yang cukup mahsyur yaitu tentang seekor kucing peliharaan yang dipercaya oleh seorang pria, untuk menjaga anaknya yang masih bayi dikala ia pergi selama beberapa saat. Bagaikan prajurit yang mengawal tuannya, kucing itu tak hentinya berjaga di sekitar sang bayi. Tak lama kemudian melintaslah ular berbisa yang sangat berbahaya di dekat si bayi mungil tersebut. Kucing itu dengan sigapnya menyerang ular itu hingga mati dengan darah yang berceceran. Sorenya ketika si pria pulang, ia kaget melihat begitu banyak darah di kasur bayinya. Prasangkanya berbisik, si kucing telah membunuh anak kesayangannya! Tak ayal lagi, ia mengambil pisau dan memenggal leher kucing yang tak berdosa itu. Setelah melakukan aksi keji itu, tiba-tiba sang pria tersebut tersentak kaget, bagaimana tidak! ia melihat anaknya terbangun, dengan bangkai ular yang telah tercabik di bawah tempat tidur anaknya. melihat itu, si pria menangis dan menyesali perbuatannya setelah menyadari bahwa ia telah membunuh kucing peliharaannya yang telah bertaruh nyawa menjaga keselamatan anaknya. Kisah ini menjadi refleksi bagi masyarakat islam di timur tengah untuk tidak berburuk sangka kepada siapapun. Adakah manfaat kucing bagi dunia ilmu pengetahuan? Salah satu kitab terkenal yang ditulis oleh cendikia muslim tempo dulu adalah kitab hayat al hayaawan yang telah menjadi inspirasi bagi perkembangan dunia zoologi saat ini, Salah satu isinya mengenai ilmu medis, banyak para dokter muslim tempo dulu yang menjadikan kucing sebagai terapi medis untuk penyembuhan tulang, melalui dengkuran suaranya yang setara dengan gelombang sebesar 50 hertz. Dengkuran tersebut menjadi frekuensi optimal dalam menstimulasi pemulihan tulang. Tak hanya ilmu pengetahuan, bangsa barat juga banyak membawa berbagai jenis kucing dari timur tengah, hingga akhirnya kepunahan kucing akibat mitos alat sihir dapat terselamatkan. (dari berbagai sumber)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment